Jenis Obat Penenang Dan Cara Penggunaan Yang Benar
https://clinic-sehat.blogspot.com/2018/12/jenis-obat-peneneng-dan-cara-penggunan.html
Dalam praktek sebagai
seorang psikiater Psikosomatik, saya lebih banyak menemui kasus-kasus keluhan
psikosomatik yang dasarnya adalah gangguan cemas dan gangguan depresi. Kedua
jenis diagnosis ini yang paling banyak menimbulkan keluhan psikosomatik dengan
kondisi gangguan panik sebagai teratas penyebabnya (Data di Klinik Psikosomatik
RS OMNI tahun 2009, lebih dari 80%
pasien dengan keluhan psikosomatik diagnosis dasarnya adalah Gangguan Panik).
Pengobatan saat ini untuk
gangguan cemas termasuk di dalamnya gangguan panik adalah dengan menggunakan
Antidepresan golongan SSRI (Serotonin Selective Reuptake Inhibitor). Penggunaan
obat cemas golongan benzodiazepin (yang sering disalahartikan sebagai obat
penenang) hanyalah digunakan saat awal terapi (jika perlu) dan digunakan dalam
jangka waktu yang singkat.
Di bawah ini akan saya
bahas tentang hal itu dengan bahasa yang sederhana (non-textbook words) sehingga
mudah dipahami oleh pembaca sekalian.
Mengenal Antidepresan dan
Antianxietas (anticemas).
Antidepresan
Cara kerja dengan
memberikan efek pada sistem monoamin, serotonin dan norepinefrin. Namun tidak
semua antidepresan mempunyai efek kepada ketiga sistem otak tersebut.
Beberapa contoh obat
antidepresan :
Golongan Trisiklik.
Paling terkenal adalah
AMITRYPTILINE 25 mg, obat antidepresan yang murah meriah ini (harganya setablet
cuma 200-600 perak) tersedia dalam bentuk generik. Masih dipakai terutama untuk
pasien di puskesmas, punya efek antinyeri yang baik sehingga sering menjadi
obat racikan untuk para dokter saraf. Sayangnya menimbulkan efek ngantuk yang
luar biasa walaupun anjuran 3 kali sehari namun biasanya hanya bisa dimakan
saat malam hari saja. Efek ke Jantung yang kurang baik menyebabkan pemakaian
obat ini terbatas untuk dewasa muda dan hampir tidak pernah diberikan pada
lanjut usia yang menderita kelainan jantung.
Golongan Tertrasiklik.
Sejenis dengan golongan
diatas, merk tekenal adalah LUDIOMIL dengan merk generik Maproptiline (tidak
tersedia).
Golongan Monoamine.
Dikenal dengan merk dagang
AURORIX isinya generik MOCLOBLEMIDE. Obat yang termasuk sudah tua dan jarang
dipakai lagi karena efek samping keracunan serotonin yang membahayakan. Obat inilah
yang di beberapa obat flu tidak boleh diberikan. Jadi kalau ada pasien bertanya
apakah kalau makan obat antidepresan boleh makan obat flu, jawabnya boleh saja
asal jangan makan obat ini.
Golongan Serotonin.
Merupakan golongan terbaru
yang paling direkomendasikan saat ini karena toleransi yang baik dan efek
samping yang minimal.
Beberapa jenis dan merk dagang yang terkenal adalah :
- Fluoxetine (Kalxetin,
Prozac, Antiprestin, Lodep)
- Sertraline (Serlof,
Zoloft, Antipres)
- Escitalopram (Cipralex)
- Paroxetine (Seroxat) —>
sudah jarang digunakan di Indonesia
Efek samping paling sering
adalah Mual dan gangguan perut namun biasanya dengan dosis awal yang kecil dan
naik perlahan hal ini bisa dinetralisir.
Golongan
Serotonin-Norepinefrin.
Merupakan golongan paling
baru, merknya yang terkenal adalah Cymbalta dan Effexor. Sudah sedang tidak
tersedia di Indonesia untuk beberapa saat.
Efek samping mirip dengan
serotonin namun terkadang tekanan darah tinggi suka ditemukan pasca pemakaian.
Benzodiazepine
Dikenal masyarakat sebagai
obat penenang, rupanya macam2 dan paling terkenal adalah XANAX yang isinya
Alprazolam.
Golongan lain adalah :
a. Alprazolam (xanax,
calmlet, zypraz dkk)
ditujukan untuk pasien
gangguan panik dan tidak yang lain. namun krn efek ketergantungan fisiologis
dan psikologisnya yg tinggi, sejak beberapa tahun ini sdah tidak disarankan
diberikan jika kondisi pasien tidak perlu sekali dan masih bisa ditangani oleh
obat golongan lain seperti clobazam (frisium). Lagipula terapi lini pertama
untuk pasien panik adalah Antidepresan.
b. Clobazam (Frisium)
Obat ini tidak dikenal di
USA. Lebih banyak diresepkan di JEpang dan Eropa. Cukup aman namun efeknya
tidak secanggih alprazolam. Efek ngantuknya minimal dan waktu kerjanya cukup
panjang. Biasa diberikan hanya pada awal terapi.
c. Estazolam (Esilgan)
Dikenal sebagai obat
tidur, biasa diresepkan dalam bentuk sediaan 1 mg dan 2 mg
Tidak boleh digunakan
berbarengan dengan obat anticemas lain. Efek sedasi tinggi sehingga digolongkan
ke dalam hipnotik sedatif. Untuk gangguan tidur memang yahud tapi lebih baik
pake golongan yang lebih ringan dulu.
Hang over sering dialami
oleh pemakai obat ini, keracunan akibat pemakaian yang banyak menyebabkan efek
sedasi yang berkepanjangan bahkan jika sudah dibilas lambung dan sudah
digunakan obat keluar kencing.
d. Lorazepam (ATIVAN)
Aman untuk orang tua,
dikarenakan karena metabolit atau sisa metabolismenya di dalam darah tidak
aktif lagi, wktu kerja pendek sehingga aman untuk orang tua dan pasien2 yang
mengalami gangguan ginjal.
Dosisnya beragam dari 0,5
mg 1mg sampai 2 mg
e. Diazepam (Valium,
valisanbe)
Obat anticemas klasik,
paling murah dan banyak gunanya dari anak kecil (bayi) digunakan sebagai obat
yang dimasukkan ke dubur dalam bentuk supositoria (stesolid) untuk kejang demam
sampai racikan untuk pasien dengan nyeri. Efeknya selain sedatif juga pelemas
otot, tidak disarankan
digunakan pada lansia.