Jenis Bahan Pengawet Makanan Yang Harus Dihindari
https://clinic-sehat.blogspot.com/2018/12/jenis-bahan-pengawet-makanan-yang-harus.html
Setiap makanan dan
minuman yang kita cerna, sedikit-banyaknya mengandung zat aditif. Bahan itu
memang memberikan warna, rasa, dan usia yang lebih lama untuk produk konsumsi.
Namun jika sering masuk ke dalam tubuh, dapat memberikan efek samping yang
berbahaya. Dilansir dari Livestrong.com, ada 11 zat aditif yang umumnya
terdapat dalam makanan dan minuman yang rutin kita konsumsi.
Berikut adalah efek
samping apabila zat zat tersebut masuk kedalam tubuh secara terus menerus :
Bahan penguat rasa
pada makanan ini juga sering ditulis dengan istilah glutamic acid atau natural
flavoring pada label gizi. Menurut laporan dari Arizona Center for Advanced
Medicine, MSG diyakini mendukung perkembangan sel kanker dalam tubuh dan juga
berhubungan dengan kematian kardiovaskular yang mendadak. Zat ini juga
berkaitan dengan obesitas dan inflamasi pada organ dalam tubuh, terutama hati.
Zat pemanis buatan
ini sering digunakan bersama glukosa dalam minuman kaleng. Menurut laporan dari
Center for Science in the Public Interest (CSPI), konsumsi acesulfame-K selama
lebih dari 10 tahun dapat mendorong perkembangan tumor saluran kemih. Namun di
sisi lain, laporan National Toxicology Program tahun 2005 mengatakan kalau zat
ini nggak terbukti memicu kanker pada tikus yang menjadi objek.
Zat pengawet yang
biasanya ada dalam sereal dan minyak sayur, diyakini dapat memicu kanker pada
perut depan saat diuji pada hewan. CSPI kemudian mendorong lembaga kesehatan
yang berwenang di Amerika untuk menyatakan kalau BHA termasuk salah satu
karsinogen. Namun per tahun 2009, Food and Drug Administration masih
mengizinkan penggunaan pengawet ini.
Dalam laporan
Clinical Journal of Pain bulan Juni 2009, pemanis buatan ini masuk ke dalam
daftar zat dalam makanan yang memicu migrain. CSPI juga menyebutkan kalau
aspartame juga dapat menyebabkan masalah saraf dan meningkatkan risiko kanker.
Zat pemanis lainnya
yang dilarang digunakan oleh Amerika Serikat lantaran berpotensi menyebabkan
kanker. Lebih tepatnya, cyclamate diyakini dapat meningkatkan aktivitas dalam
tubuh yang memicu kanker. Namun berdasarkan laporan dari Elmhurst College di
Illinois, zat ini masih digunakan di lebih dari 55 negara.
Zat pengganti lemak
yang non-kalori dan nggak diserap saluran pencernaan ini terdengar sangat baik.
Namun CSPI menemukan kalau olestra menggangu kemampuan pencernaan untuk
menyerap komposisi penting dari makanan sehat, seperti lutein, lycopene, dan
beta-careoten. Terhambatnya penyerapan ini dapat memicu gangguan organ jantung.
Sebagian kandungan
zat ini dalam makanan adalah minyak nabati terhidrogenasi. Pada 15 Agustus
2009, American Familiy Physician menyatakan kalau trans fat harus dihindari
karena dapat menjadi faktor pencetus gangguan jantung. Bahan ini selalu ada
dalam margarin, donat, popcorn microwave, dan makanan yang digoreng.
Pengawet dalam
minyak, kaldu sup, daging dan permen karet ini mirip seperti BHA. Juga sama
seperti BHA, propyl gallate juga diharapkan dihindari karena berpotensi
menyebabkan kanker.
Zat aditif yang
meningkatkan kerja tepung ini sudah dilarang oleh kebanyakan negara, namun
nggak di Amerika. Laporan Environment Health Perspective pada bulan Juli 2009
menyatakan kalau potassium bromate dapat memicu tumor ginjal dan tiroid.
Zat pemanis buatan
ini sering ditemukan dalam bentuk bungkusan maupun terkandung dalam minuman
soda. CSPI menyatakan kalau saccharin, sama seperti zat sejenis lainnya,
berpotensi menyebabkan kanker pada saluran dan kandung kemih pada hewan. Zat
ini juga diyakini dapat memicu kanker pada organ tubuh dan meningkatkan efek
penyebab kanker dari senyawa lain.
Sodium nitrite dan nitrate
adalah pengawet yang menambahkan rona warna dan rasa pada olahan daging. Meski
belum ada penelitian yang menunjukkan kalau pengawet ini menimbulkan kanker,
CSPI melaporkan kalau bahan ini dapat mendorong formasi senyawa dalam makanan
itu untuk menyebabkan kanker.
Memang, kita akan
selalu menemukan makanan dan minuman yang mengandung zat-zat aditif ini. Namun
dengan mengetahui daftar ini, kita bisa menghindari atau mengurangi jumlah
konsumsinya untuk mencegah gangguan kesehatan pada tubuh.
Diposting oleh
indonesiaclinic@gmail.com