Dosis Madu Yang Dianjurkan Untuk Dikonsumsi

Dalam dunia kesehatan, pemanfaatan madu bukanlah hal yang asimg. Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan jika anda mengkonsumsi madu untuk tujuan pengobatan, yakni perhatikan dosis dan efeksampingnya.

Dosis

Madu yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 100-200 gram sehari, diminum tiga kali sehari, pagi sebanyak 30-60 gram, siang 40-80 gram, dan malam 30-60 gram. Disarankan satu jam setengah atau dua jam sebelum makan atau tiga jam sesudah makan. Untuk anak-anak, dosis madu adalah 30 gram sehari.

Para ahli menyarankan madu sebaiknya diminum dengan campuran air (jangan air panas, karena akan merusak kandungan enzimnya) agar lebih mudah dicerna dan mencapai peredaran darah, ke jaringan, dan sel tubuh. Lamanya terapi madu sebaiknya sekitar dua bulan.



Effek samping

Madu merupakan nutrisi alami yang efek sampingnya amat minimal. Sebuah penelitian Ladas yang dimuat di American Journal of Clinical Nutrition tahun 1995 melaporkan konsumsi madu pada orang normal dapat menimbulkan diare atau gangguan perut. Hal ini mungkin disebabkan kandungan fruktosa madu yang cukup tinggi. Kadar fruktosa madu termasuk yang tertinggi sekelompok dengan buah apel dan pir.  Tingginya fruktosa pada sebagian jenis madu (madu randu) pada beberapa orang dapat menyebabkan gangguan penyerapan yang disebut malabsorbsi fruktosa. Hal ini cukup merepotkan bagi orang-orang yang sebelumnya punya pencernaan yang sensitif.  Namun, menurut Ladas, hal itu justru menguntungkan untuk orang yang punya keluhan susah buang air besar karena efek laksatif madu tersebut. Di Indonesia beredar jenis madu randu yang memiliki kandungan fruktosa yang tinggi dengan ciri khas rasanya yang sedikit kecut, sedangkan jenis madu lainnya seperti madu kaliandra, madu rambutan, madu kelengkeng justru sebaliknya, kandungan glukosanya lebih besar dari fruktosanya.

Madu sebagai penyebab botulisme mulai menjadi perhatian di Negara Bagian California, karena ditemukan beberapa bayi dengan penyakit tersebut yang sebelumnya diberi madu. Namun, penelitian lebih lanjut di Inggris tidak melihat ada hubungan antara keduanya. Riches dalam bukunya Medical Aspect of bee Keeping menyebutkan bahwa pemberian label hati-hati untuk bayi di bawah satu tahun pada kemasan madu tetaplah menjadi perdebatan, tetapi karena madu di bawah satu tahun belumlah menjadi nutrisi penting karena masih mendapatkan ASI atau air susu ibu,  agaknya perlu pula berhati-hati memberi madu pada anak-anak  di usia tersebut sebaliknya mengkonsumsi madu pada ibu menyusui dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Pada anak usia dua tahun sangat disarankan memberikan madu pada makanan atau minumannya, mengingat pada bayi usia dua tahun  tidak lagi mendapatkan ASI, dan juga pemberian madu pada bayi yang tidak mendapatkan ASI berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh karena dapat meningkatkan jumlah sel darah putih. Madu Kaliandra adalah jenis madu yang disarankan untuk balita & ibu menyusui karena bersifat alkaloid atau tidak masam.

Tidak semua madu aman dikonsumsi, ada pula jenis madu yang bersifat racun. Telah lama diketahui  madu segar yang berasal dari tumbuhan bernama ( Rhododendron ponticum) mengandung andromedotoksin yang beracun untuk manusia. Tercatat dalam sejarah 400 SM tentara romawi mengalami keracunan setelah makan madu yang belum matang berasal dari tumbuhan tersebut. Tumbuhan lain yang menjadi sumber madu beracun adalah famili Ericaceae. Namun, untungnya efek beracun madu makin hilang bila madu telah sepenuhnya matang. Selain itu, industri madu sudah sangat maju untuk mendeteksi lebih dahulu madu yang beracun hingga tak akan lolos sampai ke konsumen.

Related

Madu 3130850505272737259

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

    Comments

    item