Alasan Mengapa Seks Anal Tidak Dianjurkan
https://clinic-sehat.blogspot.com/2019/12/alasan-mengapa-seks-anal-tidak.html
Bagi sebagian pasangan suami istri, anal seks
mungkin saja dilakukan. Namun tunggu dulu! Di balik variasi yang dinilai ‘tak
biasa’, faktanya ada berbagai risiko kesehatan yang bisa mengintai Anda dan
pasangan.
Seks anal sendiri didefinisikan sebagai kegiatan
seksual yang melibatkan kegiatan memasukkan penis, tangan, atau benda lain
seperti sex toy ke dalam rektum atau anus.
Beberapa ahli tidak menyarankannya karena
berbagai alasan. Karena tidak seperti vagina, rektum tentu saja tidak bisa
melumasi dirinya sendiri sehingga risiko mengalami lecet cebderung jadi lebih tinggi.
Selain itu, masih ada beberapa risiko lain
sebaiknya turut diwaspadai. Apa saja?
Risiko melakukan anal seks
1. Risiko infeksi bakteri
Karena tidak memiliki pelumas alami, risiko
rektum terluka menjadi lebih tinggi saat penetrasi. Secara anatomi, lapisan
rektum pun lebih tipis dibandingkan dengan dinding vagina.
Terlebih, rektum menjadi tempat keluarnya
kotoran atau feses yang sudah pasti mengandung bakteri. Bila terjadi luka,
risiko infeksi pun bisa lebih mungkin terjadi.
2. Mengalami Infeksi Menular Seksual (IMS)
Beberapa jenis Infeksi menular Seksual sebaiknya
diwaspadai saat melakukan seks anal, seperti klamidia, gonore, hepatitis, HIV,
dan herpes. Anus lebih berisiko terluka dibandingkan vagina saat melakukan gaya seks ini, sehingga
risiko penularan IMS pu menjadi lebih tinggi.
Menurut Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) melakukan seks anal bisa berisiko tertinggi terhadap penularan
HIV, dibandingkan dengan kegiatan seks lainnya, seperti seks vaginal atau oral.
3. Hemoroid atau wasir
Bagi Parents yang memiliki riwayat wasir, tentu saja perlu lebih waspada karena seks
anal bisa memperburuk keadaan. Melakukan aktivitas seks melalui anal bisa
membuat wasir menjadi lebih iritasi.
Tak jarang ini bisa menyebabkan gatal, sedikit
pendarahan, dan disertai rasa sakit.
4. Faecal Incontinence
Penelitian yang dilakukan oleh Northwestern University mengungkapkan bahwa perempuan
yang sering melakukan anal seks memiliki risiko lebih tinggi mengalami faecal
dan urine inceontinence. Urin dan tinja akan menjadi berubah konsistensinya
sehingga bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang, aktivitas pun akan menjadi
lebih terganggu.
5. HPV
Sering melakukan seks oral pun bisa lebih
berisiko terserang HPV. Virus satu ini dapat menyebabkan kutil hingga kanker
anus sehingga kita sebaiknya mewaspadainya.