Masalah Kesehatan Terbesar Di Indonesia
https://clinic-sehat.blogspot.com/2019/07/masalah-kesehatan-terbesar-di-indonesia.html
Namun meski perkembangannya cukup
pesat, negara ini masih dilanda beberapa masalah kesehatan yang terus
meningkat. Masalah-masalah ini masih menjadi beban dan tantangan utama di dunia
kesehatan Indonesia .
Berikut beberapa masalah dan tantangan di dunia kesehatan Indonesia ,
serta strategi pemerintah dalam mengatasinya.
1. Kematian Ibu Akibat Melahirkan
Saat ini, angka kematian ibu
ketika melahirkan sudah mengalami penurunan. Namun, jumlahnya tetap masih jauh
dari target yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kualitas pelayanan kesehatan
ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat, dan faktor-faktor
lainnya.
Menurut data, penyebab utama
kematian ibu adalah hipertensi kehamilan dan perdarahan postpartum. Selain itu,
kondisi yang sering kali menyebabkan kematian ibu adalah penanganan komplikasi,
anemia, diabetes, malaria, dan umur yang terlalu muda.
Untuk menanggulangi hal ini,
pemerintah tengah menggencarkan program pembangunan puskesmas, diiringi pula
dengan peningkatan kualitas pelayanannya. Pemerintah juga sedang menciptakan
pola keanekaragaman makanan untuk gizi ibu hamil. Program KB yang dicanangkan
juga digunakan untuk menurunkan angka kematian ibu.
2. Kematian Bayi, Balita, dan
Remaja
Dalam 5 tahun terakhir, angka
kematian bayi dan balita memang sudah mengalami penurunan. Namun serupa dengan
angka kematian ibu akibat melahirkan, ini masih jauh dari target. Penyebab
kematian utama pada bayi dan balita adalah Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dan
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Sedangkan untuk balita, penyebab kematian utama
yang dialami adalah pneumonia dan diare.
Artinya, faktor lingkungan serta
kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan sangat memengaruhi kondisi bayi. Maka
dari itu, untuk menangani tantangan ini pemerintah akan menciptakan
langkah-langkah persiapan untuk calon ibu, agar mereka benar-benar siap
menghadapi kehamilan dan persalinan.
Untuk remaja, penyebab kematian
utama di samping kecelakaan transportasi adalah DBD dan tuberkulosis. Umumnya
ini disebabkan karena penggunaan tembakau atau rokok. Untuk menanggulangi
masalah ini, pemerintah menetapkan pelaksanaan UKS yang diwajibkan di setiap
sekolah untuk mempromosikan masalah kesehatan. Prioritas program UKS adalah
perbaikan gizi usia sekolah, kesehatan reproduksi, dan deteksi dini penyakit
tidak menular.
3. Meningkatnya Masalah Gizi Buruk
Saat ini, ternyata masalah gizi di
Indonesia
masih sangat kompleks. Tidak hanya masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan
gizi juga menjadi persoalan yang harus ditangani dengan serius. Kondisi
stunting (pendek) sendiri disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh yang tidak
tepat, sehingga mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang secara
maksimal, mudah sakit, maupun berdaya saing rendah.
Masalah ini paling fatal menyerang
anak-anak, karena gangguan pertumbuhan yang serius ini bisa merusak masa depan
mereka. Apalagi, jika stunting terjadi lewat dari 1.000 hari, dampak buruknya
bisa sangat sulit diobati.
Untuk mengatasi masalah stunting,
pemerintah mengadakan program sosialisasi kepada masyarakat agar dididik untuk
memahami pentingnya gizi bagi ibu dan anak. Pemerintah menetapkan fokus pada
1000 hari pertama kehidupan, terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2
tahun.
4. Meningkatnya Penyakit
Menular
Masalah penyakit menular juga
masih mendominasi dunia kesehatan Indonesia . Prioritas utama
pemerintah adalah membasmi HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria, DBD, influenza, dan
flu burung. Indonesia
juga masih belum sepenuhnya mampu mengendalikan penyakit seperti kusta,
filariasis, dan leptospirosis.
Strategi pemerintah dalam
memberantas masalah ini adalah dengan meningkatkan vaksin dan imunisasi,
seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus. Strategi
ini terbukti ampuh, karena pada tahun 2014 Indonesia sudah dinyatakan bebas
polio.
Untuk mengendalikan penyakit
HIV/AIDS, pemerintah mengadakan sejumlah persiapan yang mencakup tata laksana
penanganan pasien, tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan (khususnya rumah
sakit), dan laboratorium kesehatan.
Selain itu, untuk menurunkan
tingginya risiko penyakit menular, pemerintah juga mengembangkan Early Warning
and Respons System (EWARS) atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
Melalui sistem EWARS ini, diharapkan ada peningkatan dalam deteksi dini dan
respons terhadap peningkatan tren kasus penyakit tertentu.
Sistem tersebut juga semakin
digencarkan karena banyaknya penyakit baru yang bermunculan, seperti SARS dan
flu burung. Penyakit-penyakit baru ini pada umumnya adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus yang berasal dari binatang.
5. Meningkatnya Penyakit Tidak
Menular
Ternyata dalam beberapa tahun ini,
masalah penyakit tidak menular telah menjadi beban utama di Indonesia ,
ketimbang penyakit menular. Karenanya, saat ini Indonesia memang mengalami
tantangan dua kali lipat, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular.
Penyakit tidak menular yang paling
banyak menyerang masyarakat Indonesia
meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK). Selain itu, jumlah kematian akibat rokok juga terus meningkat.
Strategi pemerintah dalam
menanggulangi masalah ini adalah dengan melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu
Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM), sebagai upaya memonitor dan
deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular di masyarakat.
Deteksi dini sangat penting, karena
sebagian besar masyarakat Indonesia
tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit tidak menular. Oleh sebab itu,
pemerintah juga berencana untuk meningkatkan sosialisasi dan program jaminan
kesehatan seperti BPJS.
6. Masalah Kesehatan Jiwa
Tanpa kita sadari, permasalahan
kesehatan jiwa di Indonesia
itu sangat besar dan menimbulkan beban kesehatan yang signifikan. Berdasarkan
data, lebih dari 14 juta jiwa masyarakat Indonesia menderita gangguan mental
dan emosional. Sementara itu, lebih dari 400.000 orang menderita gangguan jiwa
berat (psikotis).
Masalah gangguan jiwa di Indonesia
berkaitan dengan masalah perilaku, dan sering kali berujung pada kondisi yang
membahayakan diri seperti bunuh diri. Dalam satu tahun, terdapat 1.170 kasus
bunuh diri dan jumlahnya terus meningkat.
Untuk menanggulangi hal ini,
pemerintah memprioritaskan pengembangan Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis
Masyarakat (UKJBM) yang ujung tombaknya adalah puskesmas. Program ini bekerja
sama dengan masyarakat, untuk mencegah meningkatnya gangguan jiwa.
Sampai saat ini, masih banyak
masalah kesehatan di Indonesia
yang harus diselesaikan. Namun, dengan adanya kerja sama antara masyarakat dan
pemerintah, masalah-masalah tersebut pasti bisa diatasi.
Tentunya, untuk mencapai kesehatan
yang maksimal, pemerintah juga perlu mengedepankan kesejahteraan dan
kepentingan masyarakat. Dengan memasuki usia ke 72 tahun, sudah pasti Indonesia harus
terus meningkatkan kualitas dunia kesehatan demi kelangsungan hidup masyarakat.