Jenis Obat Obatan Yang Sering Disalahgunakan
https://clinic-sehat.blogspot.com/2018/12/jenis-obat-obatan-yang-sering.html
Obat-obat
yang sering disalahgunakan ternyata bukan hanya obat-obatan terlarang seperti
ganja atau kokain. Beberapa jenis obat legal pun dapat disalahgunakan, yaitu
suatu keadaan di mana obat-obatan tersebut tidak digunakan oleh penderita atau
menggunakan obat-obatan tersebut tidak sesuai dengan dosis atau kondisi yang
dianjurkan.
Di bawah ini terdapat beberapa jenis obat-obatan yang sering disalahgunakan, mulai dari obat antidepresi, obat anti nyeri, dan berbagai jenis stimulan.
1. Barbiturat
Barbiturat merupakan obat depresan yang digunakan untuk mengatasi rasa cemas atau untuk mengatasi gangguan tidur. Obat depresan bekerja dengan cara memperlambat fungsi otak. Walaupun obat ini memiliki manfaat baik bila digunakan sesuai dosis yang direkomendasikan oleh dokter, akan tetapi barbiturate juga dapat menyebabkan kecanduan.
Selain itu,
bila anda mengkonsumsi barbiturat bersamaan dengan obat-obatan tertentu dan
alkohol, maka denyut jantung dan pernapasan anda pun akan melambat, dan bahkan
dapat menyebabkan kematian.
2. Benzodiazepin
2. Benzodiazepin
Benzodiazepin merupakan jenis lain dari obat depresan. Benzodiazepin dapat digunakan untuk mengatasi rasa cemas, reaksi stress akut, serangan panik, kejang, dan gangguan tidur (biasanya hanya digunakan dalam jangka pendek). Penghentian tiba-tiba obat ini dapat menyebabkan beberapa gejala kecanduan, tetapi jarang membahayakan jiwa.
3. Kodein dan Morfin (Opioid)
Obat anti nyeri seperti kodein dan morfin merupakan contoh lainnya dari obat yang sering disalahgunakan. Morfin biasanya digunakan untuk mengatasi nyeri hebat (misalnya pada kanker stadium terminal/akhir), sedangkan kodein untuk mengatasi rasa nyeri yang lebih ringan. Obat-obatan ini hanya boleh dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.
4. Oksikodon dan Hidrokodon (Opioid)
Seperti halnya kodein dan morfin, oksikodon juga termasuk golongan opioid yang sering digunakan untuk mengatasi rasa nyeri dalam ilmu kedokteran. Obat golongan opioid dapat menyebabkan rasa kantuk, sembelit, sesak napas, dan bahkan menyebabkan henti napas; tergantung pada berapa banyak dosis obat yang digunakan. Obat golongan ini hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.
5. Amfetamin (Ekstasi)
Amfetamin merupakan salah satu obat golongan stimulan yang dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan energi. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi narkolepsi, ADHD, dan depresi yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan lainnya.
Beberapa resiko konsumsi amfetamin yang dapat terjadi adalah denyut jantung tidak teratur, peningkatan denyut jantung, penurunan nafsu makan, gagal jantung, gelisah, sulit tidur, dan kecanduan.
6. Metilfenidat
Metilfenidat juga merupakan obat stimulan yang dapat ditemukan pada obat ADHD. Mengkonsumsi metilfenidat dosis tinggi dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang berbahaya, denyut jantung tidak teratur, resiko terjadinya gagal jantung, gangguan sirkulasi darah, atau kejang hebat.
7. Dextromethorphan
Dextromethorphan merupakan salah satu obat batuk yang aman bila digunakan dalam dosis yang sesuai. Akan tetapi, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan terjadinya euforia, gangguan penilaian, mual, muntah, gangguan koordinasi otot, dan peningkatan denyut jantung.
8. Pseudoefedrin
Pseudoefedrin merupakan obat yang sering digunakan untuk mengatasi flu. Pseudoefedrin merupakan salah satu bahan pembuat obat terlarang (methamphetamine).